Rabu, 09 Mei 2012

Aku dan Engkau. Usaha Berdamai Dengan Masa Lalu


Selama beberapa waktu lalu, aku jarang menghidupkan laptopku sampai pagi dan kemudian berjalan lagi sampe besok dan besok. Yah intinya udah gak perbah online 24 jam lagi. So itu berarti aktifitas facebook, tweet dan lain lain sedikit berkurang. Aku mulai bisa istirahat sedikit lebih lama dan yah mungkin itu juga baik bagi kesehatan ku dan laptop kesayanganku ini. Yah salah satu alasan aku mematikan laptop adalah dengan menghindari ajakan seseorang untuk video call.
Aku baru saja pulang dari jalan kemarin malam. Jam tidak menunjukkan waktu yang tepat untuk seorang gadis kecil seperti ku untuk pulang. Yah karena teman temanku selalu menjuluki ku anak SMP bahkan anak SD aku pun mulai menyesuaikan panggilanku yaitu anak kecil. Tapi ga enak kan kalo di bilang anak kecil jadi lebih di perhalus sebagai gadis kecil. Huft.
Jam menunjukkan kira kira pukul setengah sebelas malam. Waktu yang sangat larut untuk ku. Yah mungkin itu baru asik asiknya anak seumuranku untuk ngobrol ngalor ngidul ga tau arah.  Tapi yak aku menyadari itu adalah jam yang terlalu malam untukku.
Aku mulai menyalakan laptopku. Tidak seperti biasa aku mematikan laptopku saat aku pergi kemana pun beberapa waktu ini. Aku mulai online seperti kegiatanku selama ini. Mulai menyalakan semua. Mulai dari twitter, facebook, game online, blog. 

Saat penatku mulai berkurang, aku mulai mencoba telefon meiong. Obrolan garing antara aku dan dia pun di mulai. Obrolan dengan seseorang yang aku belajar menyayanginya karena dia juga begitu menyayangiku. aku paksa untuk berbicara sesuatu dan tak lebih dari 5 menit obrolan itu pun menjadi hening seketika.
Di saat keheningan itu, terdengar suara khas dari video chat facebook yang meminta untuk ku meng-accept pangilan tersebut. Mungkin meiong yang tiba tiba mengajak video chat? Tapi dia kan lagi telepon aku? hmm siapa tau kan dia kasih kejutan.
Aku melihat window panggilan video chat itu. Aku mematung untuk beberapa lama setelah melihat siapa yang memanggilku.
Dia seseorang yang aku sangat hindari untuk melakukan interaksi dengannya. Dia yang dahulu ada dan begitu ku sayang. Dia yang membuatku merasakan bagai mana rasanya LDR untuk pertama kalinya. Dia yang pertama kali aku patah hati. Ya dia.
Aku tak habis pikir mengapa dia masih saja mengajak ku video chat. Pun walau aku accept ajakan dia, dengan pemikiran berdamai dengan masalalu, pada akhirnya hanya kata kata layaknya dua tahun lalu saat kami putus yang terucap.
Aku pun kembali menerawang masa lalu. Di saat aku memenuhi semua apa yang kau ucapkan. Semua kenangan selama kita bersama dan terpisah jarak yang tidak main main. Kenangan akan pengorbananku dan pengorbananmu untuk bertemu. Kejutan kejutan kecil dan besar yang kau berikan. Telepon dan sms yang sangat aku tunggu.
Oh tidak hanya itu, masa dimana aku membuka paket besar. Paket sebesar galon atas namaku. Dan setelah aku buka terdapat hadiah lucu yang sangat aku suka. Aku sangat menyayanginya aku suka paket darimu. Ya masa itu. Masa dimana kau masih di hatiku.
Namun layaknya sebuah film, potongan kenangan itu pun mulai berjalan pada sebuah masa dimana kita mengalami masa sulit. Masa dimana kau melarang ku untuk pergi dengan semua teman ku. Kau pun melarangku untuk keluar dengan orang lain selain orang tuaku. Waktu kau melarangku untuk merahasiakan semua hal pada orang lain sedangkan kau di saat yang sama menceritakannya pada temanmu di sana. Hingga kau mencaci maki diriku tanpa kau menyadari bagaimana remuknya perasaanku saat aku mendengar kata kata mu itu sayang.
Aku muak dengan ucapan itu. Itu terlalu sering kau ucapkan padaku sampai klimaks itu.  Ya aku memang salah. Aku yang mencampakkanmu saat itu. Di malam saat kau pulang dari kuliah, malam yang larut, aku meneponmu dengan tanpa perasaan. Aku mengatakan hal yang seharusnya tidak kau dengar saat itu. Dan kau terdengar menangis di seberang sana.
Aku memang salah dengan tidak menghiraukanmu. Aku memang salah dengan berusaha menjadi seseorang yang tidak kau suka. Aku sengaja meminta sesuatu yang tidak bisa kau beri. Aku sengaja agar kau melepaskan ku.
Aku muak dengan semua yang kau katakan padaku. Aku muak mendengar semua keinginanmu. Menndengar cacianmu. Mendengar kata kata kotormu padaku. Mendengar laranganmu. Mendengar semua yang kau lakukan padaku.
Tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk ku berusaha menuruti semua maumu. Tiga tahun aku mencoba untuk bertahan dengan semua hal pada dirimu. Jujur aku tak sanggup. Tidak sekali aku mengingatkanmu, namun kau tetap saja. Itu sakit sayang. Itu sakit. Dan aku tak mau mengulanginya pada saat aku telah lepas darimu. Cukup sampai di situ saja.
Selain itu alasanku menghindarimu adalah fotomu. Di saat aku melihatmu berusaha mengajak ku video chat, aku melihat profile pict mu yang sedang berbahagia dengan seseorang yang kau sayang. Aku merasa lega saat melihat foto itu. Namun setelah yang aku ketahui bahwa kau berinteraksi denganku diam diam tanpa sepengetahuannya, aku merasa berdosa padanya.
Walau kita tak melakukan apapun. Yah hanya say hello pada teman, namun layaknya seseorang yang menghormati pasangannya, hendaknya kau berkata bahwa kau telah menyapaku pada kekasihmu itu.
Toh aku pun mendengar darimu bahwa kekasihmu tidak suka kau menyapa ku yang notabene adalah seseorang yang pernah ada di hatimu. So, jika kau memang ingin berdamai dengan ku, sebagai seorang lelaki yang jantan, lebih bagus jika pacarmu itu tau dengan siapa kekasihnya melakukan video chat.
Namun jika kau bersikeras untuk tidak mengatakannya karena kau takut kekasihmu itu marah. Tak usah kau menyapaku. Bayangkan jika nanti kekasihmu menyelidikimu kemudian menemukan history chat mu denganku. Walau hanya ucapan hallo tapi sudah mampu membangkitkan sebuah nuklir yang dapat menyuplai kebutuhan energi indonesia selama satu tahun.
Cukup satu kali aku di caci maki oleh seorang gadis karena kesalah pahaman chat. Itu sangat membuatku malu. Aku memang tidak melakukan apapun dengan pacarnya, namun yah apa yang orang lain pikirkan? Melihatku di caci sebagai seorang gadis perebut pacar orang? Astaga kenangan buruk.
Aku memang sedang mengalami masa sulit. Mungkin masa seperti saat aku menyakitimu dulu. masa berjuang untuk menyayangi seseorang yang menjadi kekasihmu sekarang. Dan melupakan rasa sakit yang telah di torehkan mantanmu. Namun tak baik juga menurutku melakukan sesuatu seperti itu.
Aku berusaha menyayangi pacarku seoarang, meiong. Aku pun mulai membaik dengan patah hatiku. Aku harap kau pun begitu. Mengutip lirik adele, I wish nothing but the best for you.

1 komentar:

Fresco mengatakan...

now u see me

Posting Komentar