Selama beberapa waktu lalu, aku jarang
menghidupkan laptopku sampai pagi dan kemudian berjalan lagi sampe besok dan
besok. Yah intinya udah gak perbah online 24 jam lagi. So itu berarti aktifitas
facebook, tweet dan lain lain sedikit berkurang. Aku mulai bisa istirahat
sedikit lebih lama dan yah mungkin itu juga baik bagi kesehatan ku dan laptop
kesayanganku ini. Yah salah satu alasan aku mematikan laptop adalah dengan
menghindari ajakan seseorang untuk video call.
Aku baru saja pulang dari jalan kemarin malam. Jam
tidak menunjukkan waktu yang tepat untuk seorang gadis kecil seperti ku untuk
pulang. Yah karena teman temanku selalu menjuluki ku anak SMP bahkan anak SD
aku pun mulai menyesuaikan panggilanku yaitu anak kecil. Tapi ga enak kan kalo
di bilang anak kecil jadi lebih di perhalus sebagai gadis kecil. Huft.
Jam menunjukkan kira kira pukul setengah sebelas
malam. Waktu yang sangat larut untuk ku. Yah mungkin itu baru asik asiknya anak
seumuranku untuk ngobrol ngalor ngidul ga tau arah. Tapi yak aku menyadari itu adalah jam yang
terlalu malam untukku.
Aku mulai menyalakan laptopku. Tidak seperti biasa
aku mematikan laptopku saat aku pergi kemana pun beberapa waktu ini. Aku mulai
online seperti kegiatanku selama ini. Mulai menyalakan semua. Mulai dari
twitter, facebook, game online, blog.
Saat penatku mulai berkurang, aku mulai mencoba
telefon meiong. Obrolan garing antara aku dan dia pun di mulai. Obrolan dengan
seseorang yang aku belajar menyayanginya karena dia juga begitu menyayangiku. aku
paksa untuk berbicara sesuatu dan tak lebih dari 5 menit obrolan itu pun
menjadi hening seketika.
Di saat keheningan itu, terdengar suara khas dari
video chat facebook yang meminta untuk ku meng-accept pangilan tersebut. Mungkin
meiong yang tiba tiba mengajak video chat? Tapi dia kan lagi telepon aku? hmm
siapa tau kan dia kasih kejutan.
Aku melihat window panggilan video chat itu. Aku mematung
untuk beberapa lama setelah melihat siapa yang memanggilku.
Dia seseorang yang aku sangat hindari untuk
melakukan interaksi dengannya. Dia yang dahulu ada dan begitu ku sayang. Dia yang
membuatku merasakan bagai mana rasanya LDR untuk pertama kalinya. Dia yang
pertama kali aku patah hati. Ya dia.
Aku tak habis pikir mengapa dia masih saja
mengajak ku video chat. Pun walau aku accept ajakan dia, dengan pemikiran
berdamai dengan masalalu, pada akhirnya hanya kata kata layaknya dua tahun lalu
saat kami putus yang terucap.
Aku pun kembali menerawang masa lalu. Di saat aku
memenuhi semua apa yang kau ucapkan. Semua kenangan selama kita bersama dan
terpisah jarak yang tidak main main. Kenangan akan pengorbananku dan
pengorbananmu untuk bertemu. Kejutan kejutan kecil dan besar yang kau berikan. Telepon
dan sms yang sangat aku tunggu.
Oh tidak hanya itu, masa dimana aku membuka paket
besar. Paket sebesar galon atas namaku. Dan setelah aku buka terdapat hadiah
lucu yang sangat aku suka. Aku sangat menyayanginya aku suka paket darimu. Ya masa
itu. Masa dimana kau masih di hatiku.
Namun layaknya sebuah film, potongan kenangan itu
pun mulai berjalan pada sebuah masa dimana kita mengalami masa sulit. Masa dimana
kau melarang ku untuk pergi dengan semua teman ku. Kau pun melarangku untuk
keluar dengan orang lain selain orang tuaku. Waktu kau melarangku untuk
merahasiakan semua hal pada orang lain sedangkan kau di saat yang sama
menceritakannya pada temanmu di sana. Hingga kau mencaci maki diriku tanpa kau
menyadari bagaimana remuknya perasaanku saat aku mendengar kata kata mu itu
sayang.
Aku muak dengan ucapan itu. Itu terlalu sering kau
ucapkan padaku sampai klimaks itu. Ya aku
memang salah. Aku yang mencampakkanmu saat itu. Di malam saat kau pulang dari
kuliah, malam yang larut, aku meneponmu dengan tanpa perasaan. Aku mengatakan
hal yang seharusnya tidak kau dengar saat itu. Dan kau terdengar menangis di
seberang sana.
Aku memang salah dengan tidak menghiraukanmu. Aku memang
salah dengan berusaha menjadi seseorang yang tidak kau suka. Aku sengaja
meminta sesuatu yang tidak bisa kau beri. Aku sengaja agar kau melepaskan ku.
Aku muak dengan semua yang kau katakan padaku. Aku
muak mendengar semua keinginanmu. Menndengar cacianmu. Mendengar kata kata
kotormu padaku. Mendengar laranganmu. Mendengar semua yang kau lakukan padaku.
Tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk ku
berusaha menuruti semua maumu. Tiga tahun aku mencoba untuk bertahan dengan
semua hal pada dirimu. Jujur aku tak sanggup. Tidak sekali aku mengingatkanmu,
namun kau tetap saja. Itu sakit sayang. Itu sakit. Dan aku tak mau
mengulanginya pada saat aku telah lepas darimu. Cukup sampai di situ saja.
Selain itu alasanku menghindarimu adalah fotomu. Di
saat aku melihatmu berusaha mengajak ku video chat, aku melihat profile pict mu
yang sedang berbahagia dengan seseorang yang kau sayang. Aku merasa lega saat
melihat foto itu. Namun setelah yang aku ketahui bahwa kau berinteraksi
denganku diam diam tanpa sepengetahuannya, aku merasa berdosa padanya.
Walau kita tak melakukan apapun. Yah hanya say
hello pada teman, namun layaknya seseorang yang menghormati pasangannya,
hendaknya kau berkata bahwa kau telah menyapaku pada kekasihmu itu.
Toh aku pun mendengar darimu bahwa kekasihmu tidak
suka kau menyapa ku yang notabene adalah seseorang yang pernah ada di hatimu. So,
jika kau memang ingin berdamai dengan ku, sebagai seorang lelaki yang jantan,
lebih bagus jika pacarmu itu tau dengan siapa kekasihnya melakukan video chat.
Namun jika kau bersikeras untuk tidak
mengatakannya karena kau takut kekasihmu itu marah. Tak usah kau menyapaku. Bayangkan
jika nanti kekasihmu menyelidikimu kemudian menemukan history chat mu denganku.
Walau hanya ucapan hallo tapi sudah mampu membangkitkan sebuah nuklir yang
dapat menyuplai kebutuhan energi indonesia selama satu tahun.
Cukup satu kali aku di caci maki oleh seorang gadis
karena kesalah pahaman chat. Itu sangat membuatku malu. Aku memang tidak
melakukan apapun dengan pacarnya, namun yah apa yang orang lain pikirkan? Melihatku
di caci sebagai seorang gadis perebut pacar orang? Astaga kenangan buruk.
Aku memang sedang mengalami masa sulit. Mungkin masa
seperti saat aku menyakitimu dulu. masa berjuang untuk menyayangi seseorang
yang menjadi kekasihmu sekarang. Dan melupakan rasa sakit yang telah di
torehkan mantanmu. Namun tak baik juga menurutku melakukan sesuatu seperti itu.
Aku berusaha menyayangi pacarku seoarang, meiong. Aku
pun mulai membaik dengan patah hatiku. Aku harap kau pun begitu. Mengutip lirik
adele, I wish nothing but the best for
you.
1 komentar:
now u see me
Posting Komentar